Senin, 23 April 2012

Mempelai

Mempelai adalah orang yang menjadi kesukaan bagiKu, karena menjadi orang yang mengenal hatiKu. Tetapi mempelai pun bisa membuat Aku sedih dan tidak berselera, karena tidak mempunyai pengertian. Bahkan kadang seorang tentara yang memiliki pengertian tinggi bisa menjadi mempelaiKu yang sangat mengerti dan pandai. Setiap kepandaianmu membuat Aku senang. Menjadi seorang mempelai adalah sebuah panggilan, akan tetapi kemudian akan menjadi sebuah pilihan atas hidupmu. Mempelai tidak pernah ragu untuk melangkah selama dia tahu mendengar dengan tepat dariKu. Hidupnya hanyalah menyukakan hatiKu dan tinggal dekat tahtaKu. Demikianlah seharusnya seorang mempelai. Menjadi sumber sukacitaKu. Tetapi sedikit sekali yang mampu mencapai tahap ini.

Banyak mempelai hanya berani mengharapkan Aku dari jauh saja, dan tidak berani mendekat, bahkan lebih parah lagi tidak memiliki hasrat untuk mendekat kepadaKu, karena kurangnya pengertian, Seorang mempelai seharusnya sibuk berdandan dan berhias untuk menyukakan hatiKu. Hanya ketika mempelai bisa melakukan tepat seperti yang Aku inginkan, maka hasratKu akan timbul kepadanya. Kepadanya akan tercurah gelora dan kerinduanKu untuk duduk dan tinggal berlama-lama dengannya.  Semakin dia mengerti hasratKu, semakin berkobar geloraKu dan Aku pun disukakan.

Seorang mempelai wajib hidup dalam ketepatan, ketepatan membangkitkan kepercayaanKu. Aku tidak suka dijauhkan dari mempelai-mempelaiKu. Namun kadang sikap dan tingkah laku mereka justru membuat Aku harus menjauh. Tidak ada satu pun dari mempelaiKu yang bisa menerima tongkat kemurahan tanpa ketepatan. Ketepatan sangat penting ketika engkau berada di hadiratKu. Kadang hatiKu sedih karena mempelaiKu tidak pernah beranjak dewasa, dan terus berkubang dalam lumpur dosa, dan terus bermain dengan perasaannya.

Seorang mempelai harus bisa membedakan antara kewajiban dan haknya. Kewajiban adalah yang harus dilakukan, tidak peduli apakah engkau sudah mendapatkan hakmu terlebih dahulu atau tidak, setelah itu baru kemudian dengan sendirinya kau akan dapatkan hakmu. Namun tidak bisa dibalik, hak terlebih dahulu baru melakukan kewajiban. Demikianlah hidup seorang mempelai, melakukan kewajibanmu untuk menyukakan Raja adalah suatu keharusan. Raja menuntut pengertian dari mempelaiNya. Perhatikan dengan seksama akan hal ini.

Hari-hari ini Raja membutuhkan mempelai-mempelai yang cakap mengajar dan berperang. Ini adalah masa peperangan dan pendudukan, tidak ada mempelai yang hanya duduk diam dan melamun. Mempelai harus cakap berdandan, dan cakap bekerja karena mempelai yang menjadi kesukaan Raja adalah mempelai yang bisa dipercaya. Ketika engkau masuk begitu dekat dan intim dengan Raja, akan ada begitu banyak perkara yang Raja percayakan kepadamu. Seberapa engkau bisa dipercaya Raja, akan membuatmu makin dekat dan makin dekat kepada Raja.

Seorang mempelai wajib menjaga kekudusan. Hidup kudus adalah keharusan. Kudus dalam segala hal, dalam pikiran, dalam perkataan, dalam perbuatan. Musuh terbesarmu adalah daya tarik dunia. Kudus dan tidak mendua hati, itu syarat mutlak. Seorang mempelai yang mendua hati akan menjadi mempelai yang diasingkan dan tidak pernah bisa mendekat kepada Raja, dia hanya akan menikmati tembok bisu dan dirinya sendiri. Mempelai adalah seorang yang ingin Raja pamerkan kepada dunia. Baik kecantikannya, kahrumannya, kecerdasannya, tanpa menjadi tinggi hati dan meninggikan dirinya atas Raja. Hati-hati dengan hal ini, seorang mempelai yang sudah 'jadi' sekalipun akan bisa tergelincir dengan mudah.

AlkitabKu menceritakan dengan jelas tentang Ratu Wasti dan Ratu Ester. Ratu Wasti adalah seorang mempelai yang begitu dipercaya dan ditinggikan Raja. Namun kesukaan hatinya dan kesombongannya membuat dia kehilangan semuanya hanya dalam waktu sesaat, tahun-tahun yang  sudah dibangunnya dengan Raja, keintiman, kasih sayang, hubungan yang dalam, tidak pernah sungguh mengubah Ratu Wasti. Karena dia tidak cukup memiliki pengertian dan tidak menjaga dirinya selalu siap dan berdandan bagi Rajanya, sehingga ketika Raja membutuhkan kehadirannya dia tidak bisa memenuhi panggilan Raja, dan ternyata penolakannya untuk hadir di hadapan Raja, berarti dia membuang semua kedudukan, otoritas, dan perkenanan Raja atas hidupnya. Dan kadang tidak selalu ada kesempatan kedua. Tidak selalu ada kesempatan kedua! Ratu Wasti tidak pernah mendapat kesempatan keduanya, dan berakhir dengan sangat tragis. Dari seorang Ratu terhormat, duduk di samping Raja, menjadi wanita buangan yang tidak pernah dijumpai Raja lagi sampai matinya, terpenjara dalam sebuah ruangan dengan tembok-tembok yang dingin, membisu dan mencekam! Jangan pernah lupakan contoh yang sangat tragis ini. Karena Alkitab tidak menulis tanpa alasan.

Mari mempelai-mempelaiKu, jangan biarkan dunia mengalihkan perhatianmu akan diriKu, Rajamu sendiri. Biarkan dunia memudar dan engkau akan melihat Aku dengan sangat jelas. Biarkan Aku memenuhi seluruh hidupmu dan menjadikanmu kekasih-kekasihKu.

Aku akan segera menjemput mempelaiKu yang siap sedia, yang menyelesaikan tugas dan pelitanya terus menyala.

Taken from: 40 Hari Bersama Raja, Suara Sahabat
By: Ev. Iin Tjipto

2 komentar:

baby princess mengatakan...

sulitnya jd mempelai..
tp jd sbuah challenge :)

irawanlukas mengatakan...

Ajari MDK PARE peka sperti yg TUHAN mau.Dan beri kami kesanggupan yg dari TUHAN, mampukan kami ya, TUHAN.