Rabu, 25 April 2012

Pilar

Seperti namanya pilar demikianlah mereka yang Ku panggil untuk menjadi pilar-pilar atau soko guru. Orang yang bisa dipercaya dan selalu tenang. Tidak ada pilar yang yang sibuk menengok ke kanan dan kiri. Sebuah bangunan pasti akan runtuh jikalau pilar yang menopang seluruh bangunan berpindah tempat. Ada anak-anak-Ku yang Ku panggil sebagai pilar namun sering tidak menyadari panggilan ini dan mereka jadi terlalu sibuk seperti seorang Martha dengan setumpuk daftar pekerjaannya.
Pilar adalah sesuatu yang solid dan kokoh. Kekuatan sebuah bangunan bertumpu pada pilar-pilar yang ada. Pilar setia menanggung setiap beban itu denagn doa dan iman, diam di hadapan Tuhan dan setia. Ketika sebuah pilar ditancapkan, maka seberapa besar kekuatan yang harus dipikulnya, maka sedalam itu kedalaman sebuah pilar harus ditancapkan jauh ke dalam tanah. Ada anak-anak-Ku yang tidak tahan dengan proses ditancap dan ditekan ke bawah, sebelum sebuah bangunan nampak dibangun di atasnya. Harus ada sebuah pondasi yang kuat untuk bangunan yang besar...banyak anak-anak-Ku yang tidak tahan dan tidak mengerti ini. Ingat akan perumpamaan yang Aku katakan ketika seseorang membangun di atas landasan pasir, mereka yang mendengar firman tapi tidak melakukannya.
Pilar adalah orang yang merenungkan firman dan melakukannya, atas hidupnya akan Aku beri hal yang besar. Setiap pekerjaan anak-anak-Ku sekali waktu akan mengalami ujian demi ujian. Ketika engkau membangun di atas pasir, tanpa pondasi, tanpa kedalaman, percayalah hanya butuh sedikit angin pencobaan yang bertiup cukup kencang makaterbanglah lenyap berhamburan seluruh hasil pekerjaanmu. Berbeda dengan ketika engkau membangun pondasi di atas batu karang dengan pilar-pilar yang ditancapkan ke dalamnya, tentu saja ada airmata, ada penderitaan, ada teriakan kesakitan ketika pilar itu dipukul masuk semakin dalam dan semakin dalam. Namun ketika tiba waktunya dan bangunan mulai didirikan di atas pilar-pilar itu, lihatlah betapa eloknya dan kuat angin kencang tidak akan menggoyahkannya.
Mereka dengan panggilan sebagai pilar atau sokoguru akan mengalami banyak tekanan dan ujian demi ujian, untuk memurnika hatinya dan menguji kesetiaannya. Untuk mengerti dan mengenal akan Aku, sangatlah penting berakar kuat ke bawah sebelum naik ke atas bertumbuh dan berbuah lebat. Pilar kadang tidak menerima pujian... Bangunan yang tampak indah itu, yang akan lebih banyak menerima pujian daripada pilar-pilar yang cenderung nampak dingin dan membisu. Mereka dengan panggilan pilar mengerti artinya mengabdi dan tinggal diam dekat dengan Tuannya... Pilar-pilar atau sokogurumengerti artinya bahwa kemuliaan hanya milik Tuannya, dan dia hanya mengabdi dan setia mengerjakan apa yang Tuannya perintahkan.
Panggilan sebagai pilar, butuh ketekunan dan penantian, sampai Tuannya bersabda. Kadang bahkan tidak dibutuhkan kalimat yang keluar dari Tuannya, pilar yang dewasa mengerti artinya kedipan mata atau tatapan mata Tuannya... Mereka adalah orang-orang yang akan begitu besar di hadapan-Ku menjadi bagian dari tua-tua yang selalu melempar mahkotanya di hadapan tahta Allah. Kemuliaan mereka tidak banyak nampak di dunia tapi mereka menerima upah yang sangat besar di Surga.
Doa, iman, kedewasaan, ketenangan, ketekunan, kesetiaan, pengabdian, bisa dipercaya, mengerjakan hal-hal yang banyak tidak disukai orang lain, bukan hal-hal yang spektakuler tapi hal-hal yang penting dan mendasar, bukan pengkhotbah yang dahsyat tapi seringkali guru yang meletakkan dasar kehidupan, itu karakter seorang pilar.
Semakin banyak orang yang mau menyerahkan hidupnya sebagai pilar, semakin banyak hal-hal besar yang bisa dibangun bagi Kerajaan Surga. Setialah karena kemuliaan yang sangat besar telah Kusiapkan bagimu.

Taken from: 40 Hari Bersama Raja, Suara Sahabat
By: Ev. Iin Tjipto

Tidak ada komentar: